The Imitation Game dan Meteran Listrik

Oleh

|

|

Waktu Baca: 3 menit

Hai, saya Evan, owner blog ini dari masa depan, yang memang lama tidak berkunjung ke blog sendiri. Mohon maaf karena lama tidak menulis disini. Intinya banyak hal yang sedang dilalui, menulis jadi terasa berat. Maka sekali lagi, mohon maaf jika blog ini tidak seproduktif dulu. Tapi insya Allah berusaha untuk menggiatkan kembali kemauan menulis.

Kenapa menulis jadi terasa berat? Hem, setelah saya menganalisis, ternyata menulis terasa berat karena inginnya membahas yang bentoyong. Selalu ingin yang berfilosofi, bermakna, dan dapat mengubah dunia. Duar. Padahal menulis tak harus seberat itu, mulai dari hal sederhana. Soal rumah, soal anak, soal benda-benda di sekitar, soal aplikasi kesukaan, soal hobi, dan lain-lain. Karenanya hari ini saya membahas soal Token Listrik.

Awalnya saya penasaran, penasaran saya sederhana. Kenapa sih, kalau teknologi sudah secanggih itu, kita beli listrik lewat HP otomatis terisi gitu di meteran listrik kita? Mbok ya yang convenience aja gitu lho…. Terus saya jadi teringat film keren yang pernah saya tonton, film yang tokoh utamanya diperankan oleh Bennedict Cumberbatch. Bukan, bukan Sherlock Holmes, bukan juga Doctor Strange. Tapi film tahun 2014 berjudul The Imitation Game.

Film ini diangkat dari kisah nyata, Alan Turing, seorang Matematikawan terkenal dunia. Setelah perang dunia kedua meletus, ia diminta untuk bergabung dalam Tim Kriptografi untuk memecahkan Enigma. Sebuah mesin enkripsi milik Jerman untuk berkirim dan menerima pesan diantara mereka. Ceritanya, mesin Enigma sudah jatuh ke tangan mereka, tapi tak satupun dari mereka bisa memecahkan mesin enkripsi milik Jerman tersebut. Hingga akhirnya, Alan Turing sendirian membuat semacam mesin untuk dekripsi pesan yang telah di-enkripsi oleh Enigma.

Bagi yang tidak tahu enkripsi dan dekripsi, saya jelaskan dengan sederhana, walau padahal sudah kita gunakan sehari-hari di Whatsapp kita. Jadi ketika kita berkirim pesan, pesan tersebut diubah dengan kode tertentu sehingga tidak terbaca dengan mudah. Kode pengubahan ini hanya dimiliki oleh pengirim dan penerima. Sehingga si pembawa pesan atau pembajak pesan, jika tidak memiliki kode tersebut, tidak akan dapat membaca isi pesannya. Contoh jika kodenya sederhana, misalkan sisipan uf setiap satu karakter. Maka pesan kita yang mulanya berbunyi, “Selamat malam” menjadi “Suflufaufmufauftuf ufmufauflufaufmuf”.

Nah di akhir film, Alan Turing akhirnya bisa melakukan dekripsi cepat atas pesan-pesan Jerman, jika punya kodenya. Sayangnya hanya satu, bagaimana mencari kodenya? Maka Alan Turing mencari kalimat tertentu yang selalu ada di dalam pesan Jerman. Tebakannya adalah Hail Hitler. Dan benar, semua pesan milik Jerman dapat didekripsi seketika.

Kembali ke Meteran Listrik. Saya tahu bahwa meteran listrik kita itu tidak terhubung ke internet ataupun ke telepon, jelas. Kalau terhubung kita tidak mungkin repot-repot harus memasukkan nomor ke meteran kita. Pertanyaannya adalah, bagaimana dia tahu bahwa kode yang dimasukkan adalah kode yang benar sehingga dapat menjadi nominal pulsa listrik kita?

Maka tebakkan saya, adalah enkripsi ini tadi. Jadi sejak awal, di dalam meteran listrik kita sudah ada semacam kunci yang akan membaca 20 angka token listrik yang akan dimasukkan. 20 angka tadi adalah hasil enkripsi dari PLN ketika kita membeli token listrik. Jadi ketika kita beli, informasi berupa nominal pembelian, nomor meteran, dll akan disambungkan ke alat milik PLN. Alat disanalah yang akan generate 20 nomor yang terbaca oleh meteran kita sehingga menjadi informasi nominal token listrik. Tebakkan saya ini, saya konfirmasi ke AI dan sumber-sumber informasi sekunder lain (terutama Quora) dan ternyata benar.

Artinya, jika seseorang secara luar biasa cerdas namun jahat, mampu memecahkan semua key yang menjadi dasar generate 20 nomor token listrik miliknya, maka dia dapat token gratis selamanya. Selama tidak ketahuan maksudnya.

Begitu saja isi pikiran random saya hari ini, terima kasih telah membaca.

Bagikan post ini :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kolom Pencarian

Post Terbaru

Arsip Blog

Berlangganan via E-Mail