Juli, adalah masa-masa siswa memasuki tahun ajaran baru. Tak sedikit, siswa-siswi yang merayakan masuk di sekolah baru mereka. Beberapa story Whatsapp ataupun media sosial yang saya kunjungi menampilkan twibbon keikutsertaan mereka dalam ajang MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah). Saya sendiri sebagai seorang pendidik, juga mempromosikan kegiatan serupa. Bedanya, karena saya di lingkungan pendidikan nonformal, kami masih menggunakan istilah orientasi.
Orientasi adalah kata yang ditinggalkan dalam dunia pendidikan. Ketika kampus dan sekolah menggunakan istilah OSPEK (Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus), budayanya adalah perpeloncoan, bullying, dan senioritas. Hingga akhirnya, Kemdikbud mengeluarkan keputusan, OSPEK diganti dengan PKKMB (Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru). Adapun untuk di sekolah, menggunakan istilah MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah). Sehingga kata Orientasi, hari ini jarang ditemui di dunia pendidikan.
Padahal Orientasi tak sama dengan pengenalan. Dua buah tulisan saya sejak zaman blog saya masih wordpress hingga beralih ke medium juga pernah menyuarakan ini. Orientasi tak berarti pengenalan. Orientasi berkaitan dengan tujuan, pandangan, landasan, prinsip serta arah. Ibarat kapal, pengenalan itu seperti kapten yang sekadar memperkenalkan kepada kru bahwa ini bagian kemudi, ini bagian geladak, ini layar, dan lain sebagainya. Tujuannya agar kru kapal kenal. Tapi orientasi, adalah ketika kapten menjelaskan tujuan dari kapal. Menjelaskan dengan sebaik-baiknya ke arah mana kapal ini akan menuju dan mengajak seluruh kru kapal untuk bahu-membahu bekerja sama mengarahkan kapal agar sampai ke tujuan. Jad jelas, berbeda antara pengenalan dan orientasi.
Menurut KBBI, Orientasi berarti :
- n peninjauan untuk menentukan sikap (arah, tempat, dan sebagainya) yang tepat dan benar
- n pandangan yang mendasari pikiran, perhatian atau kecenderungan
Adapun pengenalan berarti :
- n proses, cara, perbuatan mengenal atau mengenali.
Maka, pendidik tak seharusnya berfokus pada gegap gempita atau euforia MPLS. Sibuk mengenalkan gedung-gedung, fasilitas, atau bahkan nama-nama pendidik. Membumbung-bumbung kebanggaan atas institusi ataupn lembaga. Justru masa pengenalan seharusnya sibuk menyampaikan visi-misi, prinsip-prinsip, serta tujuan dari pendidikan. Membangun landasan loyalitas atas dasar prinsip dan nilai bukan atas dasar nama lembaga atau bahkan orang. Lembaga bisa bergeser prinsip, orang bisa lupa tujuan, sekolah bisa berubah nilai-nilai landasan. Tapi jika loyalitas atas dasar prinsip, nilai, dan tujuan insya Allah itu semua akan kekal.
Leave a Reply